Rabu, 28 Juni 2017

Lembaran Hitam Freeport

Freeport Sebelum Reformasi
Indonesia adalah negara yang kaya akan hasil tambang, dari sabang sampai merauke, serta dipimpin oleh presiden yang tidak ingin menjual aset negara ke pihak  asing. Presiden Soekarno. Banyak pemimpin negara di Asia dan Afrika seperti Nelson Mandela, PM India Pandit Jawaharlal Nehru, dan bahkan nama Soekarno diabadikan sebagai nama jalan di Mesir, Maroko, dan Pakistan karena terinspirasi oleh gagasan Presiden Sukarno untuk mandiri, berdikari, dan terbebas dari kolonialisme.

Sedikitnya pernah ada 7 kali usaha pembunuhan terhadap Presiden Soekarno: Granat Cikini, Pencegatan Rajamandala, Granat Makassar, Penembakan Idul Adha, Penembakan Mortir Kahar Muzakar, Granat Cimanggis, dan Penembakan Istana Presiden oleh Pilot Daniel Maukar, tapi Presiden lolos dari semua percobaan itu.  USA juga dikatakan ikut andil dalam usaha penggulingan Presiden Soekarno. CIA menyediakan 15 pesawat bomber B-26 untuk para pemberontak PRRI/Permesta. Pemberontakan berhasil ditumpas, ada seorang pilot USA tertangkap (Allen Lawrence Pope) pada 1959. Rentetan peristiwa tersebut semakin memperkeruh hubungan Indonesia dengan blok barat, terutama USA. Walaupun kita semua tahu bahwa Indonesia adalah negara non-blok, tetapi hubungan Indonesia dengan blok timur lebih harmonis daripada dengan negara-negara blok barat. Beberapa kali Presiden Soekarno mengunjungi Uni Soviet dalam masa jabatannya (1961) dan sebaliknya (Nikita Kruschev mengunjungi Indonesia).

Pada 30 September 1965 terjadilah peristiwa kelam Bangsa Indonesia, penculikan serta pembunuhan 7 jendral TNI Angkatan Darat, atau yang kita kenal sebagai peristiwa G30SPKI. G30SPKI dianggap sebagai percobaan kudeta yang didalangi oleh PKI. Para simpatisan PKI dipenjara dan banyak juga yang dieksekusi tanpa proses pengadilan. Maka dari itu keluarlah SUPERSEMAR (11 Maret 1966) yang mengatakan bahwa pemerintahan untuk sementara diserahkan kepada militer karena keadaan yang sudah genting. Jendral Soeharto yang pada saat itu merupakan panglima tertinggi Angkatan Darat, sehingga ia yang menggantikan posisi Presiden Soekarno dan diangkat menjadi presiden pada 1967. 

Tak berselang lama sejak Soeharto menjadi Presiden, masuklah perusahaan raksasa asal USA ke Indonesia. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1967 tentang Modal Asing, kontrak karya Freeport ditandatangani pertama kali pada 7 April 1967 antara pemerintah Indonesia dengan PT Freeport Indonesia (PT FI), anak perusahaan Freeport McMoran Copper & Gold Inc. FI memperoleh konsesi wilayah penambangan lebih dari 1000 hektar di Timika, Papua, dan dengan waktu konsensi 30 tahun lamanya.  Anehnya, perjanjian kontrak karya saat itu tidak secara tegas mengatur porsi pembagian saham dan royalti yang harus diberikan kepada pemerintah Indonesia. Mengemukanya keanehan itu tidak menutup kemungkinan adanya indikasi skandal suap di balik keputusan itu.

Anomali kembali muncul pada saat diputuskan perpanjangan Kontrak Karya Freeport pada 1991. Perpanjangan itu seharusnya diputuskan pada 1997, tapi 6 tahun sebelum berakhirnya masa kontrak, Kontrak Karya Freeport sudah diperpanjang lagi selama 20 tahun, hingga berakhir pada 2021. Keanehan lainnya adalah adanya keputusan penambahan area penambangan dan penentuan pembagian saham serta penetapan royalti. Pemerintah Indonesia mau-maunya memberikan tambahan area penambangan hingga menjadi 2,6 juta hektar dan bersedia menerima begitu saja pembagian saham hanya sebesar 9,36%, sedangkan PT Freeport Indonesia menggenggam saham mayoritas sebesar 90,64%. Adapun royalti yang diberikan PT FI kepada Pemerintah Indonesia pada saat itu hanya 1 - 3,5%.

Mogok Kerja dan Cerita-cerita Pensiunan PT FI
Pada tahun 2011 (terhitung mulai 15 September 2015), terjadilah peristiwa mogok kerja secara massal oleh karyawan PT FI, terutama para buruh kerja lokal. Upah yang sangat kecil menurut mereka, menjadi penyebab utama terjadinya mogok kerja. Mereka menginginkan kenaikan gaji dari 17-20 ribu rupiah/jam menjadi sekitar 150-360 ribu rupiah/jam. Upah yang hanya sebesar 3,5 juta sampai 5,5 juta rupiah sungguh tidak sebanding dengan upah karyawan/buruh kerja di Freeport Peru yang 2 kali lipat upah karyawan PT FI. Padahal PT FI memproduksi 95% emas yang beredar di dunia.

Para pemogok melakukan demo besar-besaran pada 10 Oktober 2011 di TImika. Demo berubah menjadi anarkis, lalu ditanggapi dengan peluru tajam oleh POLRI yang memakan korban jiwa dari pendemo. 1 anggota POLRI juga tewas saat kejadian tersebut. Sungguh miris rasanya, aparat seakan lebih memilih membela dan menjaga perusahaan asing daripada mengayomi warga negaranya yang sedang menuntut hak mereka. Kemana peran pemerintah? Setakut itukah pemerintah dengan raksasa Freeport, hingga para pekerja seakan-akan disuruh berjuang sendiri?

Ada juga kasus-kasus “penipuan” yang dilakukan oleh PT FI kepada pensiunannya. Seperti, karyawan yang pada masa akhir pekerjaannya, dimutasi ke anak perusahaan PT FI, agar pada saat mereka pensiun, uang pensiun yang mereka terima hanya dihitung dari masa mereka bekerja di anak perusahaan tersebut. Bahkan ada kasus pensiunan yang telah bekerja selama 35 tahun dan gaji terkhirnya hanya 5,5 juta rupiah, sungguh miris. Ada juga pembagian saham kepada karyawan yang katanya jika sudah pensiun bisa ditukarkan kembali kepada perusahaan, tetapi pada kenyataan tidak seperti itu. Saham tidak bisa ditukarkan dan kata perusahaan, uang telah diberikan kepada para pensiunan. Para pensiunan telah berusaha melaporkan kasus ini ke pengadilan, tetapi pengadilan malah mempersulit dan tidak aktif membantu menyelesaikan permasalahan ini dengan PT FI. Padahal para pensiunan memiliki kontrak kerja yang jelas, dan seharusnya bisa menang telah di pengadilan melawan PT FI, tetapi sekali lagi mereka (para pensiunan) tidak dianggap.

OPM dan “Konspirasi Penembakan”
Organisasi Papua Merdeka adalah suatu keinginan untuk makar dan keluar dari NKRI. Tidak heran jika mereka ingin merdeka sendiri, melihat keadaan hidup mereka di sana yang sungguh jauh berbeda dengan pulau-pulau lain di Indonesia.  OPM juga dianggap bertanggungjawab terhadap beberapa penembakan misterius yang terjadi di Papua, terutama penembakan terhadap karyawan PT FI, walaupun tidak ada bukti yang jelas. Karena serangkaian peristiwa penembakan tersebut, PT FI menambah biaya keamanan sampai 700 milyar rupiah. Melihat ini, tidak menutup kemungkinan adanya “permainan tingkat tinggi” aparat untuk mendapat uang segar dari PT FI dengan mengkambinghitamkan rakyat Papua dan mengorbankan karyawan Freeport. Semoga kemungkinan ini tidak pernah terjadi.

Nasib PT FI sekarang
Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2014, proses renegosiasi perpanjangan Kontrak Karya Freeport hanya bisa dilakukan dua tahun sebelum kontrak berakhir, yakni pada 2019. Dan saya yakin pemerintah tidak akan memperpanjang kontrak kerja PT FI.

Pada saat berakhirnya Kontrak Karya Freeport pada 2021, pengelolaan Freeport diserahkan sepenuhnya kepada BUMN, yang seratus persen sahamnya dikuasai oleh negara. 

Sejarah Perkembangan Bahasa Indonesia

1.         Pengantar
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia disebutkan bahwa bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer yang digunakan oleh anggota suatu masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi, dan mengidentifikasi diri (Tim Penyusun, 2005). Setidaknya terdapat dua hal penting dalam definisi tersebut. Pertama, sifat bahasa. Kedua, fungsi bahasa. 
Dalam perspektif kebudayaan, bahasa disebutkan sebagai salah satu sistem kebudayaan universal. Artinya, bahasa merupakan kreasi manusia. Karena setiap manusia hidup di berbagai wilayah yang berbeda dengan pengalaman yang berbeda pula, bahasa yang tercipta pun berbeda-beda. Oleh karena itu, tidak mengherankan bila bahasa memiliki sifat yang arbitrer. Masyarakat Indonesia bisa saja menyebut benda yang disebut baju dengan nama sepatu selama masyarakat pengguna bahasa Indonesia menyepakatinya. Bagaimanapun, bahasa adalah kesepakatan penggunanya. Selengkapnya download di sini



Sabtu, 19 November 2016

Standarisasi Dokumentasi Perangkat Lunak



Standarisasi dokumentasi
          1. Outline yang disarankan oleh IEEE untuk dokumen persyaratan perangkat lunak:
1. Pendahuluan
       1.1 Tujuan dokumen persyaratan
       1.2 Cakupan produk
       1.3 Definisi, akronim, dan singkatan
       1.4 Referensi
       1.5 Tinjauan bagian dokumen berikutnya
2. Deskripsi umum
       2.1 Perspektif produk
       2.2 Fungsi produk
       2.3 Karakteristik user
       2.4 Batasan-batasan umum
       2.5 Asumsi dan ketergantungan
3. Persyaratan khusus
4. Lampiran
5. Indeks

2. Outline dukumentasi desain oleh Pressman

I. Ruang lingkup
       A. Sasaran sistem
       B. Persyaratan utama perangkat lunak
       C. Batasan-batasan dan pembatasan desain
II. Desain Data
       A. Objek data dan st ruktur data resultan
       B. St ruktur file dan database
                       1. struktur file eksternal
                                       a. struktur logis
                                       b. deskripsi record logis
                                       c. metode akses
                       2. data global
                       3. file dan referensi lintas data
III. Desain Arsitektural
       A. Kajian data dan aliran kont rol
       B. St ruktur program yang diperoleh
IV. Desain Interface
       A. Spesifikasi interface manusia-mesin
       B. Aturan desain interface manusia-mesin
       C. Desain interface eksternal
                       1. interface untuk data eksternal
                       2. interface untuk sistem atau peralatan eksternal
V. Desain Prosedural
untuk masing-masing modul
       A. Narat if pemrosesan
       B. Deskripsi interface
       C. Deskripsi bahasa (atau lainnya) desain
       D. Modul-modul yang digunakan
       E. St ruktur data internal
       F. Kererangan/larangan/pembatasan
VI. Persyaratan Lintas-Referensi
VII. Ketentuan Pengujian
       1. Panduan pengujian
       2. St rategi integrasi
       3. Pertimbangan khusus
VIII. Catatan Khusus
IX. Lampiran

3. Dokumentasi pengujian

I. Lingkup Pengujian
II. Rencanan Pengujian
       A. Phase dan build pengujian
       B. Jadwal
       C. Perangkat lunak overhead
       D. Lingkungan dan sumber daya
III. n Prosedur Pengujian (deskripsi pengujian untuk n build)
       A. Urutan integrasi
                       1. tujuan
                       2. modul untuk diuji
       B. Pengujian unit untuk modul-modul dalam build
                       1. deskripsi pengujian untuk n modul
                       2. deskripsi perangkat lunak overhead
                       3. hasil yang diharapkan
       C. Lingkungan pengujian
                       1. perant i atau teknik khusus
                       2. deskripsi perangkat lunak oeverhead
       D. Dat a test case
       E. Hasil yang diharapkan untuk n build
IV. Hasil Pengujian Sesungguhnya
V. Referensi
VII. Lampiran

Kohesi Sistem



1. Lima contoh penerapan Cohesion pada pemodelan dengan pendekatan terstruktur
1.  menghitung nilaiUTS, lalu 
menghitung nilaiUAS, lalu 
menghitung nilaiAkhir 

2.       inisialisasi phi 
menghitung jarijari
menghitung luas_lingkaran 

3.       menghitung jarak 
menghitung kecepatan 
menghitung waktu tempuh 

4.       menghitung nilaiRupiah 
menghitung nilaiDollar 
menghitung nilaiTukar 

5.       inisialisasi bilangan  
analisa apakah bilangan genap atau ganjil

2. Lima contoh penerapan Cohesion pada pemodelan dengan pendekatan terstruktur 

1.       method perkalianMatrik 
method penjumlahanMatrik 
menampilkan perkalianMatrik 

2.       log perbaikanMesin 
log gantiOli 
log cuciSalju 
get pendapatanBengkel 

3.       get luasPersegi 
get luasLingkaran 
log volumeTabung 

4.       display temperature 
log temperature 
analyze temperature 

5.       get temperatur_toConvert 
convert to celcius 
display hasil_convert

3. Understandability (mudah dipahami):
·       jalannya proses mudah dipahami
·       penamaan variabel/method/kelas sesuai dengan fungsi/maksudnya
·       dokumentasi rapi dan lengkap
·       algoritma jelas dan simple
·       maintenance gampang
Adaptability (tingkat kemudahan perubahan perancangan):
·       kohesi tinggi
·       dokumentasi lengkap
·       traceability tinggi
·       kopling rendah

Sistem analis perlu membuat pemodelan yang jelas, mengawasi kerja programmer agar tidak menyimpang dari model yang sudah ditentukan, dan pembuatan dokumentasi lengkap.

Tugas Sistem Analis



1.         -> Seorang sistem analis menilai kualitas pemodelan dari segi sintaks dengan cara melihat susunan source code, apakah sususan kodenya sudah benar atau belum; penamaan variabel dan fungsi apakah sesuai dengan fungsinya atau tidak. Sintaks pemodelan (notasi dan regulasi) harus benar sesuai dengan bahasa pemodelan yang digunakan (JAVA, C++, Phyton, dll).
->Seorang sistem analis menilai kualitas pemodelan dari segi semantik dengan cara menjalankan dan mencoba jalannya sistem, apakah sudah bisa menyeselaikan masalah secara efektif atau belum. Model harus bisa merepresentasikan domain masalah dengan tepat dan benar.
->Seorang sistem analis menilai kualitas pemodelan dari segi pragmatis dengan cara dicobakan ke user yang orang awam, apakah user bisa dan dengan mudah mengoperasikan sistem tersebut dan tentunya sistem harus bisa menyelesaikan masalah dengan efektif dan efisien (pemanfaatan dan alokasi memori yang tepat, kecepatan pemrosesan, dll).

2. User harus punya akun internet banking terlebih dahulu -> kalau sudah punya bisa langsung login dan masuk ke dalam layanan internet banking (apabila username dan password cocok dan sesuai) -> kalau tidak sesuai akan diminta untuk menginputkan username dan password lagi -> sistem meminta nomor ponsel dan nominal pulsa yang ingin dibeli -> sistem mengecek apakah saldo user mencukupi untuk pembelian pulsa tersebut -> kalau tidak mencukupi, akan ada pemberitahuan, jika mencukupi maka pembelian akan langsung terhubung dan provider akan langsung mengirim pulsa ke nomor pelanggan tersebut.

3. Proses Pembuatan Model Sistem
Tahapan pemodelan dari dimensi abstraksi (dari yang belum lengkap sampai jadi lengkap dan konsisten):
- mengidentifikasi permasalahan apa saja yang ingin diselesaikan oleh sistem
- mengidentifikasi objek apa saja yang dibutuhkan di dalam sistem
- membuat alur berjalannya sistem dan bagaimana hubungan antar objek
- pembuatan UML

Tahapan pemodelan dari dimensi formalisasi (penggunaan notasi formal untuk kepentingan implementasi):
- membuat flowchart / pseudocode dari sistem kita

Tahapan pemodelan dari dimensi detil informasi (dari informasi yang umum dan abstrak menjadi detail):
- memperjelas fungsi masing-masing kelas, mulai dari attribut dan fungsi-fungsinya

Referensi: